Analisis Laporan Keuangan Kesehatan Bank Permata Periode 2015
Bank Permata adalah bank swasta nasional yang berdiri sejak 17 Agustus 195 PermataBank merger dengan Bank Bali pada tahun 2002. Kemudian, pada tahun 2004, Bank Permata juga melakukan merger dengan bank asal Inggris, Standard Chartered.
Pada periode 2015, Bank Permata berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun dengan pendapatan bunga sebesar Rp 7,4 triliun. Selain itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Bank Permata juga terjaga pada angka 20,18%, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%.
Sumber Pendapatan Bank Permata
Pada periode 2015, sebagian besar pendapatan Bank Permata berasal dari bunga bank yang mencapai Rp 7,4 triliun. Bunga tersebut terdiri dari bunga kredit yang diberikan oleh Bank Permata kepada nasabah, bunga deposito yang diterima oleh Bank Permata dari nasabah, dan bunga pinjaman antar bank.
Selain itu, pendapatan Bank Permata juga didukung oleh fee based income yang berasal dari fee transaksi kartu kredit, fee untuk layanan treasury, dan fee untuk layanan wealth management.
Kinerja Kredit dan Margin Bunga
Pada periode 2015, kinerja kredit Bank Permata terbilang stabil dengan rasio kredit bermasalah (NPL/Non-Performing Loan) sebesar 1,71%, jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%. Selain itu, rasio cakupan NPL (coverage ratio) juga terjaga pada angka 118,76%, menunjukkan bahwa Bank Permata memiliki cadangan yang cukup untuk menutupi kerugian akibat kredit bermasalah.
Selain kinerja kredit yang baik, margin bunga Bank Permata juga terjaga pada angka yang wajar dengan NIM (Net Interest Margin) sebesar 6,05%. NIM tersebut menunjukkan kemampuan Bank Permata dalam memperoleh pendapatan bersih dari bunga bank setelah mempertimbangkan biaya dana.
Rasio Kecukupan Modal
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Bank Permata pada periode 2015 terjaga pada angka 20,18%. Angka tersebut jauh di atas batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Rasio CAR yang tinggi menunjukkan kemampuan Bank Permata dalam mengelola risiko serta memenuhi kebutuhan modal yang diperlukan dalam menjalankan bisnis bank.
Persaingan Di Industri Perbankan
Persaingan di industri perbankan semakin ketat di era digital ini. Bank Permata memahami hal tersebut dan terus berinovasi dalam memberikan layanan kepada nasabah. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Permata adalah meluncurkan aplikasi mobile banking PermataMobile X. Dengan aplikasi tersebut, nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan melalui smartphone.
Selain itu, Bank Permata juga menjalin kerjasama dengan perusahaan teknologi finansial (fintech) untuk memperluas pangsa pasar. Kerjasama tersebut diharapkan dapat mempermudah nasabah dalam mendapatkan produk dan layanan keuangan.
Kesimpulan
- Bank Permata berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun pada periode 2015.
- Sebagian besar pendapatan Bank Permata berasal dari bunga bank yang mencapai Rp 7,4 triliun.
- Kinerja kredit Bank Permata stabil dengan rasio NPL sebesar 1,71%.
- Margin bunga Bank Permata terjaga pada angka yang wajar dengan NIM sebesar 6,05%.
- Rasio kecukupan modal Bank Permata pada periode 2015 terjaga pada angka 20,18%.
- Bank Permata terus berinovasi dan menjalin kerjasama dengan perusahaan fintech untuk memperluas pangsa pasar.
Dari analisis laporan keuangan di atas, Bank Permata terbilang mampu bertahan di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat. Selain itu, Bank Permata juga mampu mempertahankan kinerja kredit yang baik serta memenuhi kebutuhan modal yang diperlukan dalam menjalankan bisnis bank.