Mengkaji Mata Rantai Antara Kebudayaan dan Kesehatan
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tidak hanya dalam hal fisik, kesehatan juga melibatkan aspek psikologis dan sosial. Dalam hal ini, faktor budaya memiliki peran yang sangat penting pada keadaan kesehatan seseorang. Pemahaman tentang mata rantai antara kebudayaan dan kesehatan menjadi suatu hal yang sangat penting agar masyarakat bisa hidup secara sehat.
Definisi Kebudayaan
Budaya merupakan suatu sistem dalam kehidupan manusia yang melibatkan aturan-aturan perilaku, perasaan, karakteristik fisik, dan cara pandang di dalam masyarakat. Budaya turut mempengaruhi cara seseorang mengatasi penyakit dan mencari pengobatan.
Kebudayaan memiliki beberapa aspek yang menjadi perhatian, antara lain:
Hubungan Antara Kebudayaan dan Kesehatan
Kebudayaan memainkan peran penting dalam masalah kesehatan, baik sebagai faktor pengurang maupun faktor resiko pada penyakit. Terdapat beberapa faktor budaya yang berpengaruh secara langsung pada kesehatan, seperti:
Faktor makanan dapat dibagi menjadi dua, yaitu tingkat konsumsi dan ketersediaan. Konsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan berlemak, berkalori tinggi, dan berminyak dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Ketersediaan makanan juga turut berpengaruh pada kondisi kesehatan. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau miskin seringkali sulit mendapatkan sumber makanan yang sehat.
Beberapa masyarakat masih mengandalkan pengobatan tradisional dalam mengatasi penyakit. Obat-obatan tradisional dapat bersifat positif dan negatif pada kesehatan, tergantung pada zat yang terkandung di dalam obat tersebut. Pada pengobatan tradisional, kepercayaan dan keyakinan pada pengobatan tersebut turut berpengaruh pada efektivitas pengobatan tersebut.
Setiap daerah atau negara memiliki kebiasaan dan praktik yang berbeda. Beberapa hal yang seringkali ditemukan, seperti perilaku pra-nikah dan pascatomik, praktik bagi wanita hamil dan menyusui, dan pola pengobatan ini mempengaruhi kesehatan individu dalam daerah tersebut.
Perbedaan gender mempengaruhi cara masyarakat menghadapi masalah kesehatan. Misalnya, dalam beberapa budaya, pria diharapkan untuk lebih tinggi dalam status sosial dan harus lebih tangguh dalam menghadapi rasa sakit. Hal ini menyebabkan pria sulit dalam mengakses perawatan kesehatan dan gagal dalam menghadapi gejala penyakit yang baru.
Beberapa kepercayaan mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi masalah kesehatan. Ada yang meyakini bahwa penyakit merupakan hukuman dari Tuhan, beberapa obat dianggap tidak boleh digunakan karena membahayakan dan tidak memiliki asal-usul yang jelas, sedangkan ada juga yang mempercayai bahaya terkena vaksin dan membuka pintu masuk kuman dari luar.
Contoh Kasus: Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah kondisi kulit yang menjadi meradang karena eksposur pada iritan. Beberapa jenis iritan tersebut antara lain sabun, deterjen, kosmetik, cat, dan obat-obatan. Meskipun belum terlalu banyak studi tentang hubungannya dengan faktor budaya, telah ditemukan beberapa kasus dermatitis kontak yang erat berhubungan dengan kebudayaan seseorang. Ada beberapa kasus yang menunjukkan pola demografis dan faktor budaya individu yang membawa risiko lebih tinggi terkena dermatitis kontak.
Pada beberapa populasi seperti di Asia, sabun dan sampo dapat mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak. Sabun dan sampo yang mengandung tenaga sulfas dan paraben sering digunakan untuk memutihkan kulit. Penggunaan bahan kimia ini justru menyebabkan kulit menjadi retak dan menyebabkan dermatitis kontak.
Di India dan beberapa negara Arab, henna digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk menghias tubuh bagian tertentu dan rambut. Beberapa generasi terakhir yang telah mencampurkan bahan-bahan kimia di dalam henna menyebabkan banyak penderita dermatitis kontak di India.
Beberapa populasi mempercayai banyak obat topikal, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak jarak, dalam mengatasi dermatitis kontak. Meskipun bermanfaat, penggunaan minyak dalam jumlah besar dan berulang dapat menyebabkan dermatitis kontak pada kulit.
Penanganan Kesehatan dalam Sudut Budaya
Pada pandangan medis, penanganan kesehatan meliputi diagnosis, perjalanan penyakit, pengobatan, dan pemulihan. Namun, dalam hal budaya, penanganan kesehatan melibatkan keyakinan, ritus, dan praktik budaya yang lebih besar. Beberapa budaya masyarakat memiliki cara penanganan kesehatan yang berbeda-beda. Salah satu contoh adalah
Kesehatan ibu dan anak memegang peranan penting dalam budaya Bali. Setelah melahirkan, ibu biasanya tinggal di kompleks masyarakat untuk bertahan selama 42 hari. Pada hari ke 21, keluarga besar ibu akan berkumpul untuk mengadakan upacara yang dikenal sebagai Ngelambak. Upacara ini bertujuan untuk memberikan makanan-makanan dan mempengaruhi kesehatan ibu dan anak di masa depan.
Kesimpulan
Mata rantai antara kebudayaan dan kesehatan sangat penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan yang baik dapat membantu manusia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Kebudayaan mempengaruhi cara seseorang menghadapi kesehatannya. Dalam menjalani kehidupannya, manusia harus dapat mengatasi faktor kesehatan dengan pandangan budaya yang tepat.Dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang bagaimana budaya dapat mempengaruhi kesehatan. Beberapa kepercayaan dan praktik budaya, baik positif maupun negatif, dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Oleh karena itu, sebuah penilaian kesehatan tidak hanya berfokus pada aspek sains dan medis, tetapi juga perlu melibatkan faktor budaya.Meskipun demikian, pemahaman tentang interaksi antara kebudayaan dan kesehatan bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Dalam kasus penyakit tertentu, seseorang harus mempelajari budaya dan ritus yang melingkupinya dalam semangat untuk memahami perspektif yang berbeda tentang bagaimana penyakit dan kesehatan dilihat di masyarakat.