Data Kementrian Kesehatan tentang Penyakit Mata
Penyakit mata merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi di dunia. Meski tidak dapat membunuh seseorang secara langsung, penyakit mata dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan seseorang. Kementrian Kesehatan telah mengumpulkan sejumlah data tentang penyakit mata di Indonesia, yang dapat digunakan untuk memahami kondisi kesehatan masyarakat dan mengembangkan program kesehatan yang lebih efektif.
Statistik Penyakit Mata di Indonesia
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, beberapa jenis penyakit mata yang paling umum terjadi di Indonesia antara lain:
- Penyakit Katarak
- Glaukoma
- Pterigium
- Trakoma
- Retinopati Diabetik
Sejumlah faktor dapat menyebabkan penyakit mata ini terjadi, seperti usia, genetik, kebiasaan buruk, dan bahkan lingkungan. Kebanyakan kasus penyakit mata ini dapat dicegah atau diobati jika dideteksi sejak dini. Namun, sayangnya masih banyak orang yang menunda untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur, sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah kesehatan pada mata mereka.
Penyakit Katarak
Katarak adalah salah satu jenis penyakit mata yang paling umum terjadi di Indonesia. Katarak adalah kondisi saat lensa mata menjadi keruh sehingga mengganggu penglihatan seseorang. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa katarak adalah penyebab utama kebutaan di dunia. Menurut data dari Kementrian Kesehatan, pada tahun 2018, terdapat 1,8 juta kasus katarak yang dilaporkan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 84% kasus diobati melalui operasi katarak.
Operasi katarak adalah satu-satunya cara untuk mengobati katarak pada mata. Selama operasi ini, lensa keruh dihilangkan dan digantikan dengan lensa buatan. Meski upaya pengobatan katarak sudah dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dengan program operasi gratis atau dengan biaya rendah untuk pasien yang tidak mampu, namun masih banyak orang yang tidak dapat mengakses pengobatan ini. Alasan utama adalah keterbatasan akses ke rumah sakit dan juga sulitnya transportasi. Selain itu, kurangnya informasi tentang manfaat operasi katarak dan keluarga tidak memberikan support juga menjadi hambatan dalam pengobatan katarak.
Glaukoma
Glaukoma juga dikenal sebagai tekanan bola mata. Glaukoma terjadi ketika cairan di dalam bola mata tidak dapat keluar dengan normal, sehingga tekanan di dalam bola mata meningkat. Tanpa pengobatan yang cukup, glaukoma dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata dan pada akhirnya mengakibatkan kebutaan. Menurut data dari Kementrian Kesehatan, pada tahun 2018 terdapat sekitar 0,7 juta kasus glaukoma yang dilaporkan di Indonesia. Namun, hanya sekitar 20% kasus ini yang menerima perawatan medis yang memadai. Kebanyakan kasus glaukoma yang tidak diobati disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan juga keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan.
Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi glaukoma. Tes paling umum dilakukan adalah tes tekanan bola mata dan tes visual field. Pengobatan glaukoma meliputi penggunaan obat-obatan atau operasi. Namun, pengobatan glaukoma tergantung pada tingkat keparahan glaukoma dan juga kesehatan pasien secara keseluruhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi glaukoma dengan secepat mungkin sehingga pengobatan dapat dimulai sebelum kerusakan permanen pada mata terjadi.
Pterigium
Pterigium adalah pertumbuhan jaringan pada permukaan mata. Pterigium biasanya tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan iritasi dan penglihatan kabur jika tumbuh terlalu besar. Pterigium terjadi lebih sering pada orang yang hidup di daerah tropis dan bersinar terik matahari. Menurut data dari Kementrian Kesehatan, pada tahun 2018 terdapat sekitar 0,3 juta kasus pterigium yang dilaporkan di Indonesia.
Ada beberapa cara untuk mengobati pterigium, namun pengobatan ini bergantung pada ukuran pterigium dan apakah pertumbuhannya mengganggu penglihatan. Jika pertumbuhan pterigium kecil dan tidak mengganggu penglihatan, biasanya tidak memerlukan pengobatan apapun. Namun, jika pterigium mengganggu penglihatan atau mulai tumbuh terlalu besar, mungkin perlu dilakukan operasi untuk membuang pertumbuhan jaringan.
Trakoma
Trakoma adalah infeksi bakteri pada mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Trakoma dapat menyebabkan kelopak mata bawah terbalik, sehingga bulu mata akan menggosok bola mata dan mengakibatkan iritasi dan luka pada mata. Trakoma terjadi lebih sering pada anak-anak dan orang dewasa muda yang hidup di daerah yang kotor dan kurang akses sanitasi dan kebersihan yang memadai. Menurut data dari Kementrian Kesehatan, pada tahun 2018 terdapat sekitar 3,7 juta kasus trakoma di Indonesia.
Ada beberapa cara untuk mengobati trakoma, namun pengobatan ini tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan kondisi kesehatan pasien. Pencegahan trakoma dilakukan dengan cara menghindari infeksi melalui menanggapi kebersihan lingkungan, juga menghindari kontak langsung dengan kelompok yang memiliki infeksi. Keadaan lingkungan yang sulit dan kondisi sanitasi yang tidak memadai masih menjadi hambatan utama dalam pencegahan trakoma.
Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik adalah kondisi yang disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah di retina akibat diabetes. Kerusakan pada pembuluh darah dapat menyebabkan mata mengalami penglihatan kabur dan pada akhirnya mengakibatkan kebutaan. Menurut data dari Kementrian Kesehatan, pada tahun 2018 terdapat sekitar 0,2 juta kasus retinopati diabetik di Indonesia, namun angka ini diperkirakan dapat meningkat secara signifikan karena jumlah pasien diabetes di Indonesia terus meningkat.
Pencegahan retinopati diabetik dilakukan dengan cara mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal. Pasien diabetes harus rutin memeriksa kesehatan mata mereka dan juga melakukan pengobatan yang tepat jika terjadi kerusakan pada pembuluh darah di retina. Pasien diabetes juga perlu menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, mengonsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan.
Kesimpulan
Penyakit mata merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Meski beberapa jenis penyakit ini dapat dicegah dan diobati, namun masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memilikinya. Kurangnya kesadaran dan keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan masih menjadi hambatan dalam penanganan penyakit mata di Indonesia. Oleh karena itu, langkah-langkah harus segera diambil untuk memperbaiki keadaan ini, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan mata dan juga meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan. Kementrian Kesehatan perlu juga terus meningkatkan peran aktif dalam menanggulangi penyakit-penyakit mata di Indonesia.
Gambar Data Kementrian Kesehatan Tentang Penyakit Mata





